Selasa, 23 Maret 2010

wonderland


wonderland
Originally uploaded by Ciamis Pangandaran
Mendengar kata Setan, maka
seketika pikiran kita biasanya
akan langsung membayangkan
sesosok makhluk yang seram,
hitam, bertanduk dikepalanya,
kedua matanya merah, gigi
tajam tak ubahnya drakula, dan
memiliki ekor dengan ujungnya
seperti anak panah.
Akan tetapi apakah memang
demikian keadaan setan
sebenarnya ?
Jika kita membuka lembaran-
lembaran kitab suci dan juga
hadits-hadits yang
meriwayatkan perihal setan itu
sendiri, ternyata kita TIDAK akan
menemukan penggambaran
sosok setan seperti yang kita
bayangkan itu. Tidak ada
keterangan apapun dari Allah
didalam Al-Qur’an maupun
juga dari Rasul didalam
Hadisnya mengenai perwujudan
asli dari makhluk yang bernama
setan ini.
Satu hal lain yang sangat lumrah
terjadi dimasyarakat, bila kita
menyebut setan maka biasanya
kitapun akan sering
mengindentikkannya dengan
Iblis, yaitu suatu makhluk yang
diceritakan oleh al-Qu’ran
sebagai pembangkang perintah
Tuhan saat disuruh bersujud
kepada manusia yang oleh Allah
berfungsi sebagai Khalifah
dibumi (Lihat Qs. 2 Al-Baqarah :
34, Qs. 7 Al-A’raaf : 11, Qs. 15
Al-Hijr : 31, Qs. 17 Al-Israa’ :
61, Qs. 18 Al-Kahfi : 50, Qs. 20
Thaaha : 116 dan Qs. 38 Shaad :
74).
Menurut Encyclopedia
Britannica, kata setan
sebenarnya berasal dari bahasa
Ibrani yang berarti ”musuh“
dan biasanya ditujukan kepada
jenis Jin yang ingkar dan
melakukan bisikan jahat
terhadap manusia sebagai
tindakan godaan dan
kesuksesan mereka adalah
bergantung dari kecerdikannya.
Pernyataan tersebut tidak
bertentangan dengan
pernyataan Al-Qur’an maupun
hadits Nabi berikut :
"Kami jadikan para Nabi itu
musuh-musuh setan, yaitu dari
jenis manusia dan Jin" (Qs. 6 Al-
An’am : 112
Sungguh, aku melihat setan-
setan Jin dan manusia lari dari
Umar
(Hadis Riwayat Tirmidzi)
Dari ayat dan hadis tersebut,
digambarkan oleh al-Qur’an
bahwa setan itu terbagi atas
dua jenis, yaitu setan dalam
wujud manusia dan setan dalam
wujud Jin. Dan dari sini juga ada
indikasi bahwa yang namanya
setan itu tidak selamanya
identik dengan Iblis.
"Maka sujudlah mereka kecuali
Iblis, adalah dia dari golongan
jin" (Qs. 18 Al-Kahfi : 50)
Jadi, Iblis itu sendiri dinyatakan
Allah berasal dari golongan Jin,
tidak ada Iblis dari golongan
manusia, sehingga
mengidentikkan antara Iblis dan
Setan tidaklah selamanya benar.
Lalu, setan dari jenis manusia itu
apa dan bagaimana ?
Sabda Nabi :
Apabila tiba bulan Ramadhan,
dibukalah pintu langit, dikunci
pintu neraka dan setan
dibelenggu
(Hadis Riwayat Bukhari dari Abu
Hurairah)
Pernyataan Nabi bahwa pintu
langit dibuka pada bulan
Ramadhan tentunya
dimaksudkan sebagai
terbukanya pintu rahmat dan
pintu ampunan Allah bagi para
hamba-Nya yang berpuasa,
sementara terkuncinya pintu
neraka adalah tertutupnya pintu
azab Allah selagi kita
menggunakan kesempatan
dibulan suci itu untuk
melakukan introspeksi diri
(bahasa agamanya : bertaubat)
serta memperbanyak amal
ibadah.
Dan pernyataan setan
dibelenggu pada bulan
Ramadhan juga tidak mungkin
kita artikan secara kontekstual
yang sebenarnya, sebab
memang pada kenyataannya
dibulan Ramadhan masih
banyak kejahatan merajalela,
penyembahan berhala, minum-
minuman keras, main
perempuan dan aneka tindak
kriminal lainnya.
Jadi, yang dimaksud oleh Nabi
itu tidak lain adalah pada bulan
Ramadhan itu sewajarnya hawa
nafsu kejahatan yang senantiasa
ada pada diri manusia itu lebih
terkekang karena simanusianya
seharusnya sibuk melakukan
pendekatan diri kepada Tuhan,
banyak melakukan dzikir serta
menahan makan dan minum
yang merupakan sumber dari
timbulnya nafsu negatif.
Kesimpulan ini sesuai juga
dengan sabda Nabi yang lain :
Sesungguhnya setan itu berjalan
pada manusia melalui tempat
jalannya darah Maka
persempitlah tempat jalannya
dengan lapar
(Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Daud dan Ibnu
Majah)
Tidaklah mungkin pada tubuh
kita ini ada setan (dalam
pengertian makhluk Jin) yang
berdiam, sebab jika itu benar
maka kita semua ini bisa
dikatakan kesurupan setiap hari,
karena itulah maka yang disebut
sebagai setan itu adalah
dorongan negatif yang selalu
berusaha mendominasi semua
perbuatan dan pikiran kita
setiap waktu (seiring dengan
perjalanan darah).
Bukankah Nabi juga pernah
bersabda tatkala beliau kembali
dari medan perang :
Kita baru saja kembali dari
peperangan kecil menuju
keperang yang besar Yaitu
perang melawan hawa nafsu
(Hadis Riwayat al-Khatib dari
Jabir)
Pada Hadis yang sudah kita
kutip sebelumnya Nabi
menyatakan bahwa lapar
(berpuasa) merupakan salah
satu cara mengekang diri dari
tindakan negatif yang justru
merugikan diri kita sendiri.
Sabda Nabi yang lain :
Jika kalian mendengar suara
keledai maka belindunglah
kepada Allah dari setan. Karena
sesungguhnya dia melihat setan
(Hadis Riwayat Bukhari dan
Muslim)
Sekali lagi, jika memang didalam
diri manusia ini ada setan dalam
pengertian makhluk halus, maka
apakah setiap keledai melihat
manusia juga pasti akan
bersuara (melenguh) sebab
pada saat yang sama
seharusnya dia juga melihat
setan didalam diri manusia ?
Sementara jika kita mengartikan
setan sebagai energi negatif
atau dorongan nafsu untuk
berbuat kejahatan (menentang
jalan Tuhan) maka hal ini sesuai
dengan pernyataan Al-Qur’an :
"Lalu ALLAH mengilhamkan
kepada jiwa (Nafs) itu (nilai-
nilai) fasiq dan (nilai-nilai)
taqwa" (Qs. 91 asy-syams : 8)
Bersesuaian pula dengan teori
yang ada pada ilmu Psiko-
linguistik yang menyatakan
bahwa manusia dilahirkan
didunia bukan dengan piring
kosong (teori Tabula rasa),
manusia dilahirkan dengan
dibekali faculties of the mind
atau ada juga yang
mengistilahkannya sebagai
innate properties [1].
Semuanya berpulang kepada
kita, mana yang akan kita ikuti,
apakah semangat berbuat
kebaikan ataukah semangat
untuk berlaku jahat ?
Ketahuilah, bahwa didalam
jasad ada gumpalan, bila
gumpalan itu baik maka baiklah
seluruh jasad dan apabila rusak
maka rusaklah seluruh jasad
ketahuilah bahwa itulah hati
(Hadis Riwayat Bukhari dan
Muslim)
Semakin kita condong pada
perbuatan negatif (hawa nafsu),
maka Iblis yang sejak awal
mengumumkan permusuhannya
dengan manusia, akan
mengerahkan semua bala
tentaranya dari kalangan Jin
yang juga memiliki sifat jahat
untuk menambah semangat kita
berbuat hal yang batil dengan
jalan membisik-bisikkan rayuan
fatamorgana didalam hati.
"Setan itu memberikan janji-
janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka, padahal
setan itu tidak menjanjikan
kepada mereka selain tipuan
belaka" (Qs. 3 An-Nisa’ : 120)
"... Kejahatan setan yang biasa
bersembunyi, yang berbisik
kedalam dada manusia dari Jin
dan manusia" (Qs.114 An-Nas : 4
– 6)
Kita semua sudah mengetahui
bahwa antara Allah dan Iblis
telah terjadi satu perjanjian
dimana Iblis diberi kebebasan
oleh Tuhan untuk mengadakan
cobaan serta ujian atas
keimanan manusia terhadap-
Nya.
"Dan ajaklah siapa yang kamu
sanggupi diantara mereka
dengan ajakanmu, kerahkanlah
kepada mereka pasukanmu
yang berkendaraan dan
pasukanmu yang berjalan kaki
lalu bersekutulah bersama
mereka dalam urusan harta dan
anak-anak dan berilah mereka
janji" (Qs. 17 Al-Isra : 64)
Disamping itu, mungkin kita
juga perlu melakukan kajian
secara komprehensif terhadap
beberapa hadis Nabi yang
menghubungkan penyakit
dengan setan dan
menghubungkan pula antara
suatu perbuatan dengan setan
misalnya :
Hendaklah seseorang diantara
kamu makan, minum dan
mengambil dengan tangan
kanannya karena setan itu
makan, minum dan memberi
dengan tangan kirinya (Hadis
Riwayat Ibnu Majah)
Apabila salah seorang dari kalian
menguap, hendaklah diletakkan
tangannya dimulutnya dan tidak
memanjangkan suaranya,
karena sungguh setan
mentertawakannya
(Hadis Riwayat Ibnu Majah)
Tutuplah bejana, tutuplah
tempat-tempat air, tutuplah
pintu dan padamkanlah lampu
Sebab setan tidak singgah
ditempat air yang tertutup,
tidak membuka pintu tertutup
Serta tidak membuka bejana
yang tertutup (Hadis Riwayat
Bukhari)
Janganlah kalian kencing
dilobang (Hadis Riwayat Abu
Daud, Nasa’i dan Ahmad)
Jangan kalian melepas ternak-
ternak kalian dan anak-anak
kalian saat matahari terbenam
hingga kegelapan malam, sebab
sungguh, setan bergentayangan
saat matahari terbenam hingga
hilang gelapnya malam (Hadis
Riwayat Muslim)
Beberapa hadis diatas meskipun
teksnya dihubungkan dengan
setan, namun bisa kita tinjau
dari sisi tata krama, medis
maupun keselamatan.
Orang yang makan, minum atau
melakukan aktivitas dengan
tangan kirinya berkesan orang
yang tidak sopan dan jorok,
sebab secara umum, tangan kiri
kita gunakan untuk –maaf-
mencebok sisa kotoran dipantat.
Lalu secara psikologis, apakah
kita mau makan makanan yang
bersih dan sehat dengan tangan
yang biasa memegang kotoran ?
Lalu bayangkan kita menguap
lebar-lebar sambil bersuara
”hhaaaahhh...“ ditengah
orang banyak atau didekat
orang yang anda sayangi
ataupun malah didalam suatu
rapat, apa kesan orang-orang
tersebut kepada kita ? Selain itu
jika saat kita menguap lebar
itupun akan memungkinkan
virus-virus tertentu yang ada
diudara masuk melalui mulut.
Perintah Nabi untuk menutup
tempat-tempat air yang
terbuka, mematikan lampu dan
menutup pintu tidak lain agar
makanan dan minuman kita
bersih dari penyakit yang
berbahaya seperti jentik nyamuk
demam berdarah atau jilatan
binatang sejenis kucing, tikus
dan sebagainya.
Mematikan lampu sebelum tidur
adalah langkah efisiensi atau
penghematan sekaligus
mencegah terjadinya arus
pendek yang bisa
mengakibatkan kebakaran
apalagi pada masa lalu orang
menggunakan lampu teplok dan
lilin untuk penerangan sehingga
tidak menutup kemunginan
lampu teplok itu jatuh kelantai
dan mengenai kain sehingga
terjadi kebakaran.
Dan larangan kencing dilobang
menurut saya agar tidak timbul
penyakit maupun aroma tak
sedap dari lobang bekas
kencing, ini tentu saja
pengecualian bagi lobang WC
yang bisa disiram sehingga tidak
menimbulkan bau dan penyakit
sebagaimana pernah
diungkapkan oleh Rasyid Ridha
dalam Tafsir al-Manarnya bahwa
makhluk-makhluk hidup yang
halus yang dikenal orang
sekarang dengan perantaraan
mikroskop dan diberi nama
mikroba ada kemungkinan juga
termasuk jenis Jin jahat (setan)
yang menjadi penyebab dari
berbagai macam penyakit [2].
Menutup pintu tidak lain agar
rumah kita tidak dimasuki setan
manusia berupa maling, rampok
atau sejenisnya yang dapat
merugikan kita sendiri.
Sementara larangan Nabi agar
tidak melepaskan ternak dan
anak-anak diwaktu matahari
tenggelam hingga pagi hari
tidak lain untuk menghindarkan
kita dari ulah penculik anak dan
maling binatang.
Kesimpulan akhir adalah setan
itu merupakan segala sesuatu
yang bersifat jahat yang bisa
menjerumuskan seseorang
dalam suatu bahaya, baik
bahaya didunia maupun bahaya
diakhirat. Setan bisa berupa
hawa nafsu negatif yang
merangsang seseorang untuk
berlaku jahat dan menyimpang
dari kebenaran. Setan juga bisa
menimbulkan penyakit tertentu
dan setan juga bisa berwujud Jin
yang jahat.
Jadi, jika ada manusia yang
selalu melakukan kejahatan,
kebiadaban atau kenistaan maka
dia adalah setan berwujud
manusia, demikian pula bila ada
Jin yang berlaku sama seperti itu
maka dia adalah setan berwujud
Jin.
Sebagai tambahan penutup,
dalam Al-Qur’an Allah tidak
pernah menyinggung asal
penciptaan setan, namun Allah
telah menyinggung asal
penciptaan Jin dan Manusia
didalam banyak ayatnya,
sementara asal penciptaan
Malaikat disinggung oleh Nabi
dalam sebuah Hadisnya :
"Sesungguhnya, orang-orang
yang bertaqwa, bila mereka
ditimpa was-was dari setan,
mereka ingat ALLAH, maka
ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya." (Qs. 7
Al-A’raf : 201)
"Jika setan mengganggumu,
maka mohonlah perlindungan
kepada ALLAH, sesungguhnya
Dia Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui" (Qs. 41 fushilat :
36).

ORCHID : (" ANGGREK")

...putihkah hati kami ketika kami melangkah?

Almighty God


Almighty God
Originally uploaded by Ciamis Pangandaran
Seberapa tinggikah derajat manusia di mata manusia & seberapa rendahkah manusia di mata Tuhan ?